Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia
Smester/SKS : Ind III (Ganjil) /3 SKS
Kode Mata
Kuliah :
MKK 11311
Semester : III (Ganjil)
Program Studi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen pengampu :
Afif Rofii
Pertemuan ke : 2
1. Pengertian Morfologi
Morfologi disebut juga ilmu bahasa yang mempelajari seluk
beluk kata.
- Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu.
- Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal.
- Kridalaksana (1984:129) yang mengemukakan bahwa morfologi, yaitu (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yaitu morfem.
- Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata.
- Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata.
- Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik .
2. Ruang Lingku Kajian Morfologi
§
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang
dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata
dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan
perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi.
§
Dengan kata lain objek pembicaraan dalam
morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
3. Morfem, Morf dan Alomorf
A. Morfem
- Morfem merupakan satuan gratikal terkecil yang mempunyai makna berada diatas satuan silabel.
- Menurut Bloomfield “ Morfem adalah satu bentuk bahasa yang sebagiannya tidak mirip dengan bentuk lain mana pun juga, baik bunyi maupun arti”.
- Menurut Hockett “Morfem adalah unsur-unsur yang terkecil yang masing-masing mempunyai makna dalam tutur sebuah bahasa”.
- Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
- Berdasarkan konsep-konsep di atas dapat dikatakan bahwa morfem adalah satuan gramatik yang terkecil yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
B. Morf
- Fonem atau urutan fonem yang berasosiasi dengan suatu makna
- Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya
- Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya.
C. Alomorf
- Alomorf , adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya, meng, menge, meny adalah alomorf dari me-
- Alomorf adalah nama untuk semua bentuk yang sudah diketahui status morfemnya.
- Alomorf adalah bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama.
- Dengan kata lain, alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam pertuturan) dari sebuah morfem.
Identitas Mata Kuliah
Nama Mata
Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia
Smester/SKS : Ind III (Ganjil) /3 SKS
Kode Mata
Kuliah : MKK 11311
Semester : III (Ganjil)
Program Studi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampu :
Afif Rofii
Pertemuan ke : 3
Prosedur Pengenalan Morfem
Ada enam prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan
pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980)
1. Prinsip
pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti
atau makna yang sama merupakan satu morfem.
membaca
kemanusiaan
Contoh: baca pembaca ke-an
kecepatan
bacaan kedutaan
membacakan kedengaran
Karena struktur fonologis dan Satuan tersebut,
maknanya sama, maka satuan walaupun
tersebut merupakan morfem struktur fonologisnya yang
sama. sama,
bukan merupa- kan morfem yang sama karena makna gramatikalnya
berbeda
2. Prinsip
Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang berbeda, merupakan
satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau makna yang sama, dan
perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan
setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
mem - :
membawa
Contoh: meN- men - :
menulis
meny
- :
menyisir
meng - : menggambar
me- : melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal
morfem yang dilekatinya.
3 Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang berbeda, sekalipun
perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap
sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi
yang komplementer. Perhatikan contoh berikut:
ber- : berkarya, bertani, bercabang
bel- : belajar,
be- : bekerja,
beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat itulah yang disebut
distribusi komplementer
4 Prinsip
Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu
kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang disebut morfem
zero.
Misalnya:
Rina membeli sepatu
Rina menulis surat
Rina membaca novel
Rina menggulai ikan
Rina makan roti
Rina minum susu
Semua kalimat itu berstruktur SPO. Predikatnya tergolong ke dalam verba
aktif transitif. kalau pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif transitif
tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada kalimat e dan f verba aktif transitif itu ditandai kekosongan
(meN- tidak ada), kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
5
Prinsip
Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin
merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila
bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka
tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a. Andi membeli buku
b. Buku itu
sangat mahal
a. Andi membaca buku
b. Andi makan buku
tebu
Satuan buku pada kalimat 1. a dan 1. b merupakan morfem yang sama
karena maknanya sama. Satuan buku pada kalimat kalimat 2. a dan 2. b bukanlah
morfem yang sama karena maknanya berbeda.
6. Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti
bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas
satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber-
dan lari pada berlari, ter- dan tinggi pada tertinggi
tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena
itu, ber-, lari, ter, dan tinggi adalah morfem.