Identitas Mata Kuliah
Nama Mata
Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia
Smester/SKS : Ind III (Ganjil) /3 SKS
Kode Mata Kuliah : MKK 11311
Semester : III (Ganjil)
Program Studi : Pend. Bahasa dan
Sastra Indonesia
Dosen pengampu : Afif Rofii
Pertemuan ke : 8
KLASIFIKASI
KELAS KATA
1.
Kelas Kata Terbuka
Lelas
kata terbuka adalah kelas yang keanggotaanya dapat bertambah atau berkurang
sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam
masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata terbuka selalu menjadi dasar dalam
proses morfologis. Yang termasuk dalam kelas kata terbuka adalah:
1)
nomina
2)
verba
3)
dan
ajektifa.
Ketiga
kelas kata terbuka tersebut dapat dilihat karakternya serta dapat diperbandingkan
satu sama lain dari anggota kelas adverbia yang dapat mendampingi anggota
ketiga kelas utama itu. Anggota kelas adverbia itu menyatakan makna atau konsep
negasi, frekuensi (kekerapan), jumlah, komparasi, kala (tenses), perfeksi
(keselesaian), keharusan dan kepastian.
Jenis
adverbia
1.
adeverbia
negasi
-
bukan
-
tidak
-
tanpa
2.
adverbia
frekuensi
-
sering
-
jarang
-
kadang-kadang
3.
kuantitas
(jumlah)
-
banyak - sedikit
-
kurang - cukup
4.
kualitas
(derajat)
-
agak - cukup
-
lebih - kurang
-
sangat - sekali
-
paling - sedikit
5.
kala
(tenses)
-
sudah - sedang
-
tengah - lagi
-
akan - hendak
-
mau
(akan)
6.
keselesaian
(perfekt)
-
belum - baru
-
sedang - sudah
7.
keharusan
-
boleh - harus
-
wajib - mesti
8.
kepastian
-
pasti - tentu
-
mungkin - serigkali
a.
Kata-kata
kelas nomina tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi, adverbia derajat, adverbia
kala, dan adverbia keselesaian, namun dapat didampingi adverbia kuantitas, adverbia
negasi (bukan, tanpa), dan adverbia keharusan (boleh, harus) serta adverbia kepastian
tetapi dengan persyaratan sebagai kalimat
jawaban.
b.
Kata-
kata kelas verba dapat didampingi oleh adverbia negasi (tidak, tanpa), adverbia
frekuensi (sering, jarang), adverbia jumlah (banyak, sedikit, kurang, dan
cukup), adverbia kala, adverbia keselesaian, adverbia keharusan dan adverbia kepastian.
Dapat didampingi adverbia negasi (bukan) tetapi dengan persyaratan yaitu
digunakan dalam konstruksi berkontras.
Misalnya:
dia bukan menyanyi, melainkan berteriak-teriak.
c.
Kata-kata
berkelas ajektifa dapat didampingi oleh semua adverbia derajat, semua adverbia keselesaian
dan semua adverbia kepastian, tetapi tidak dapat di dampingi oleh adverbia keharusan
adverbia frekuensi dan adverbia jumlah. Dapat didampingi oleh negasi (bukan)
tetapi dengan persyaratan yaitu dalam konstruksi berkontras.
Misalnya: warnanya bukan merah melainkan
oranye.
A. Nomina
Ciri
utama kelas kata nomina dilihat dari adverbia pendampingnya adalah:
-
Tidak
dapat didahului oleh adverbia negasi tidak.
-
Tidak
dapat didahului oleh adverbia derajat agak
(lebih, sangat, dan paling)
-
Tidak
dapat didahului oleh adverbia keharusan wajib
-
Dapat
didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah seperti satu, sebuah, sebatang, selembar, dan sebagainya.
Dari
segi bentuk nomina turunan dapat dikenali dari afiks-afiks yang diimbuhkan pada
dasar yakni bentuk:
-
Berprefiks : pe-, per-
-
Berkonfiks :
pe-an, per-an, ke-an
-
Bersufiks :
-an
B.
Verba
Ciri
utama verba atau kata kerja dilihat dari adverbia yang mendampinginya adalah
bahwa kata-kata yang termasuk kelas verba.
-
Dapat
didampingi oleh adverbia negasi (tidak dan tanpa)
-
Dapat
didampingi oleh semua daverbia frekuensi (sering, jarang, kadang-kadang)
-
Tidak
dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolongan (sebuah, sebutir,
selembar), namun dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah (sedikit, kurang,
cukup)
-
Tidak
dapat didampingi oleh semua adverbia derajat.
-
Dapat
didampingi oleh semua adverbia kala (sudah, sedang, tengah, lagi, akan, hendak,
mau).
-
Dapat
didampingi oleh semua adverbia keselesaian (belum, baru, sedang, sudah).
-
Dapat
didampingi oleh semua anggota adverbia kepastian (pasti, tentu, mungkin,
barangkali)
Secara
morfologi verba yang berupa kata turunan dapat dikenali dari bentuknya.
-
Berprefiks
ber-
Berkonfiks
ber-an
Berklofiks
ber-an
Berklofiks
ber-kan
-
Berprefiks
me-
Berklofiks
me-kan
Berklofiks
me-i
Berklofiks
memper-
Berprefiks
me- dan konfiks per-kan
Berprefiks
me- dan berkonfiks per-i
(masing-masing
dengan bentuk pasifnya berprefiks di-, berprefiks ter- dan berprefiks zero)
-
berprefiks
ter-
berkonfiks
ter-kan
berkonsfik
ter-i
-
berprefiks
se-
-
bersufiks
–kan
-
bersufiks
–i
C. Ajektifa
Ciri
utama ajektifa dari adverbia yang mendampinginya adalah bahwa kata-kata yang
termasuk kelas ajektifa.
-
Tidak
dapat didampingi oleh adverbia frekuensi (sering, jarang, kafang-kadang)
-
Tidak
dapat didampingi oleh adverbia jumlah (banyak, sedikit, sebuah)
-
Dapat
didampingi oleh semua adverbia derajat (agak, cukup, lebih, sangat, sedikit,
jauh, paling)
-
Dapat
didampingi oleh adverbia kepastian (pasti, tentu, mungkin, barangkali)
-
Tidak
dapat diberi adverbia kala (hendak, mau)
Secara
morfologi ajektifa yang berupa kata turunan atau kata bentukan dapat dikenali
dari sufiks-sufiks (yang berasal dari bahasa asing)
-
-al
(faktual, ideal gramatikal)
-
-il
(prinsipil, idiil, materiil)
-
-iah
(alamiah, ruhaniah, harfiah)
-
-if
(efektif, kualitatif, administratif)
-
-ik
(mekanik, patriotik, heroik)
-
-is
(teknis, kronologis, pancasilais)
-
-istis
(materialistis, optimistis, egoistis)
-
-i
(islami, alami, jasadi)
-
-wi
(duniawi, surgawi, kimiawi)
-
-ni
(grejani)
2.
Kelas Kata
Tertutup
Kelas
kata tertutup adalah kelas kata jumlah keanggotaanya terbatas dan tidak tampak
kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Yang termasuk kelas kata tetutup
adalah kelas adverbia, kelas preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula, dan
kelas interjeksi.
A.
Adverbia
Adverbia
lazim disebut kata keterangan atau kata keterangan tambahan. Fungsinya adalah
menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata lainnya. Adverbia disebut
juga kata-kata yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan ajektifa. Adverbia pada
umumnya berupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang berupa kata bentukan. Yang berupa
kata bentukan ini secara morfologi dapat dikenali dari bentuknya
-
Berprefiks
se- (sejumlah, sebagian, seberapa, semoga)
-
Berprefiks
se- dengan reduplikasi (sekali-kali, semena-mena)
-
Berkonsfiks
se-nya ( sebaiknya, seharusnya, sesungguhnya, sebisanya)
-
Berkonfiks
se-nya disertai reduplikasi (selambat-lambatnya, secepat-cepatnya,
sedapat-dapatnya)
dari
segi semantic, yakni dari komponen makna utama yang dimiliki dapat dibedakan
menjadi:
-
negasi
(tidak, bukan, tanpa tiada)
-
frekuensi
(sering, jarang, kadang-kadang, biasa, sekali-kali, acap kali, selalu)
-
kuantitas/jumlah
(banyak, sedikit, cukup, kurang, semua, seluruh, sebagian, seberapa)
-
kualitas/derajat
(agak, cukup, lebih, kurang, sangat, paling, sedikit, sekali)
-
waktu/
kala (sudah, sedang, lagi, tengah, akan, hendak, mau)
-
keselesaian
(sudah, belum, baru, sedang)
-
pembatasan
(hanya, saja)
-
keharusan
(boleh, wajib, harus, mesti)
-
kepastian
(pasti, tentu, mungkin, barangkali )
B.
Pronomina
Pronomina
lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Secara
umum dibedakan menjadi empat macam pronomina yaitu:
-
Pronomina
persona (kata ganti diri)
-
Pronomina
demostrativa ( kata ganti penunjuk)
-
Pronomina
interogatifa (kata ganti tanya)
-
Pronomina
tak tentu
a)
Pronomina
persona (kata ganti diri)
Kata
ganti diri adalah pronomina yang menggantikan nomina orang atau yang
diorangkan, baik berupa nama diri atau bukan nama diri. Kata ganti diri
dibedakan atas:
-
Kata
ganti diri orang pertama tunggal (saya, aku, beta), orang pertama jamak (kami
kita)
-
Kata
ganti diri orang kedua tunggal (kamu, engkau), orang kedua jamak (kalian kamu
sekalian)
-
Kata
ganti diri orang ketiga tunggal (ia, dia, nya), orang ketiga jamak (mereka)
b)
Kata
ganti penunjuk (demonstratifa)
Kata
ganti penunjuk atau pronomina demostratifa (ini, itu) yang digunakan untuk
menggantikan nomina sekaligus dengan penunjukkan. Kata ganti penunjuk ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu
yang dekat dengan pembicara, sedangkan kata ganti penunjuk itu digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh dari pembicara.
c)
Kata
ganti tanya (interogatifa)
Kata
ganti tanya atau pronomina interogatifa adalah kata yang digunakan untuk
bertanya atau menanyakan sesuatu (nomina atau kontruksi yang dianggap sebagai
nomina) kata ganti tanya ini meliputi: apa,
siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana, dan mana.
d)
Pronomina
tak tentu
Pronomina
tak tentu atau kata ganti tak tentu adalah kata-kata yang digunakan untuk
menggantikan nomina yang tidak tentu. Yang termasuk akata ganti tak tentu
adalah seseorang, salah seorang, siapa
saja, setiap orang, masing-masing, suatu, sesuatu, salah satu beberapa dan sewaktu-waktu.
C.
Numeralia
a)
Kata
bilangan atau numeralia adalaha kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah,
nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan fungsinya dikenal adanya kata
bilangan utama (satu, dua, lima), bilangan genap (dua, empat dua belas),
bilangan ganjil (tiga, lima, tujuh), bilangan bulat, bilangan pecahan, bilanan
tingkat (pertama, kedua) dan kata bantu bilangan.
b)
Kata
bantu bilangan
Kata
bantu bilangan disebut juga kata penjodoh bilangan, atau kata penggolong bilangan
atau kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan
ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya. Yang termasuk dalam kata
bantu bilangan adalah: ekor, buah,
batang, helai, butir, biji, pucuk, bilah, mata, tangkai, kuntum, tandan, carik,
kaki, pasang, dan rumpun.
D.
Preposisi
Preposisi
atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina
dengan verba di dalam suatu klausa.
Secara
semantik preposisi menyatakan makna sebagai berikut:
-
Tempat
berada (di , pada, dalam, atas, antara)
-
Arah
asal (dari)
-
Arah
tujuan (ke, kepada, akan, terhadap)
-
Pelaku
(oleh)
-
Alat
(dengan, berkat)
-
Perbandingan
(daripada)
-
Hal
atau masalah (tentang, mengenai)
-
Akibat,
batas waktu (hingga, sehingga, sampai)
-
Tujuan
(untuk, buat, guna, bagi)
E.
Konjungsi
Konjungsi
atau kata pengubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan
sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara
klausa dengan klausa atau antara kalimat dengan kalimat.
Dilihat
dari tingkat kedudukannya dibedakan atas:
a)
Konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih
yang kedudukannya sederajat atau setara.
-
Menghubungkan
atau menjumlahkan (dan, dengan, serta)
-
Menghubungkan
atau memilih (atau)
-
Menghubungkan
mempertentangkan (tetapi, namun, sedangkan dan sebaliknya)
-
Menghubungkan
membetulkan (melainkan, hanya)
-
Menghubungkan
menegaskan (bahkan, malah, malahan, lagipula, apalagi, jangankan)
-
Menghubungkan
membatasi (kecuali, hanya)
-
Menghubungkan
mengurutkan (kemudian, lalu, selanjutnya, setelah itu)
-
Menghubungkan
menyamakan (yaitu, yakni, ialah, adalah, bahwa)
b)
Konjungsi
subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa)
yang kedudukannya tidak sederajat. Artinya, kedudukan klausa yang satu kebih
tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih
rendah dari yang pertama.
Konjungsi ini
dibedakan atas:
-
Menghubungkan
menyatakan sebab akibat (sebab, karena)
-
Menghubungkan
menyatakan persyaratan (kalau, jika, bila, bilamana, apabila, asal)
-
Menghubungkan
menyatakan tujuan (agar, supaya)
-
Menghubungkan menyatakan waktu (ketika, sewaktu, sebelum,
sesudah, tatkala, sejak, sambil, selama)
-
Menghubungkan
menyatakan akibat, yaitu konjungsi sampai, hingga, dan sehingga)
-
Menghubungkan
menyatakan batas kejadian (sampai, hingga)
-
Menghubungkan
menyatakan tujuan atau sasaran (untuk, guna)
-
Menghubungkan
menyatakan penegasan (meskipun, biarpun, kendatipun, sekalipun)
-
Menghubungkan
menyatakan pengandaian (seandainya, andaikata)
-
Menghubunkan
menyatakan perbandingan (seperti, sebagai, laksana)
c)
Konjungsi
antarkalimat
Konjungsi
antar kalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraf.
Dari sifat hubungannnya dibedakan
atas:
-
Menghubungkan
dan mengumpulkan (jadi, karena, oleh sebab itu, kalau begitu, dengan demikian)
-
Menghubungkan
menyatakan penegasan (lagipula, apalagi)
-
Menghubungkan
mempertentangkan atau mengontraskan (namun, sebaliknya)
F.
Artikula
Artikula
atau kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau
mendefinisikan sesuatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Artikula dalam bahasa
Indonesia adalah si, sang.
G.
Interjeksi
Interjeksi
adalah kata-kata yang mengungkapkan perasaan batin misalnya karena kaget,
marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Interjeksi terbagi
menjadi dua yaitu interjeksi yang berupa kata singkat (wah, cih, hai, oi, oh,
nah, hah) dan interjeksi yang terdiri dari kata-kata biasa ( aduh, celaka,
gila, kasihan, bangsat, astaga. Alhamdulillah, Masyaallah dsb).
H.
Partikel
Partikel
dalam bahasa Indonesia antara lain adalah kah,
lah, tah, dan pun. Partikel ini
berfunhsi sebagai penegas dalm tuturan.
Bagus.... dan sangat membantu. saya boleh minta referensi buku untuk penggolongan kelas kata diatas Pak ? untuk skripsi saya
BalasHapussekian terimakasih