Identitas Mata Kuliah
Nama Mata
Kuliah : Morfologi Bahasa Indonesia
Smester/SKS : Ind III (Ganjil) /3 SKS
Kode Mata Kuliah : MKK 11311
Semester : III (Ganjil)
Program Studi : Pend. Bahasa dan
Sastra Indonesia
Dosen pengampu : Afif Rofii
Pertemuan ke : 9
MORFOFONEMIK
Morfofonemik
(disebut juga morfonologi atau morfofonologi) adalah kajian mengenai terjadinya
perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses
morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi.
a.
Jenis Perubahan
1)
Pemunculan
fonem, yakni munculnya fonem (bunyi) dalam proses morfologi yang pada mulanya
tidak ada.
Misalnya
dalam proses pengimbuhan prefiks me- pada dasar baca, akan memunculkan bunyi
sengau [m] yang semula tidak ada.
me - +
baca = membaca
2)
Pelesapan
fonem, yakni hilangnya fonem dalam suatu proses morfologi.
Mislanya dalam proses pengimbuhan
prefiks ber- pada dasar renang maka [r] pada prefiks ber- akan dilesapkan,
begitu juga pada pengimbuhan akhiran –wan pada dasar sejarah maka fonem /h/
akan dilesapkan, -nda pada dasar anak maka /k/ pada anak akan dilesapkan.
ber- + renang = berenang
sejarah + -wan = sejarawan
anak + -nda =
ananda
3)
Peluluhan
fonem, yakni luluhnya sebuah fonem serta disenyawakan dengan fonem lain dalam
suatu proses morfologis.
Misalnya dalam pengimbuhan prefiks me-
atau pe- pada dasar sikat, makan fonem /s/ akan diluluhkan dan disenyawakan
dengan fonem /ny/
me- + sikat =
menyikat
pe- + sikat =
penyikat
4)
Perubahan
fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai akibat
terjadinya proses morfologi.
Misalnya
dalam pengimbuhan prefiks ber- pada dasar ajar akan terjadi perubahan bunyi
dimana fonem /r/ berubah menjadi fonem /l/.
ber- + ajar =belajar
5)
Pergeseran
fonem, yaitu berubahnya posisi sebuah fonem dari suku kata ke dalam suku kata
lainnya.
Misalnya
dalam pengimbuhan sufiks –i pada dasar lompat, terjadi pergeseran dimana fonem
/t/ yang semula berada dalam suku kata pat
berpindah pada kuku kata ti.
lompat
= lom-pat
lompati = lom-pa-ti
jawab =
ja-wab
jawaban = ja-wa-ban
minum =
mi-num
minuman = mi-nu-man
b.
Morfofonemik dalam
Pembentukan Kata Bahasa Indonesia
Morfofonemik dalampembentukan kata
Bahasa Indonesia hanya terjadi dalam proses afiksasi yaitu dalam prefiksasi;
ber-, me-, pe-, per-, konfiksasi; per-an dan sufiksasi –an.
1)
Prefiksasi ber-
a)
Pelesapan
fonem /r/ pada prefiks ber- terjadi
apabila bentuk dasar yang dibubuhi dimulai dengan fonem /r/ atau suku
pertama bentuk dasar berbunyi [er]
ber- + renang
=
berenang
ber- + kerja
= bekerja
b)
Perubahan
fonem /r/ para prefiks ber- menjadi fonem /l/ terjadi bila bentuk dasarnya akar
ajar.
ber- + ajar =belajar
c)
Pengekalan
fonem /r/ pada prefiks ber- tetap /r/ terjadi apabila bentuk dasarnya selain
yang terdapat pada poin a dan b di atas.
ber- + obat =
beobat
ber- + lari
= berlari.
2)
Prefiksasi me-
(termasuk klofiks me-kan dan me-i)
a)
Pengekalan
fonem di sini artinya tidak ada fonem yang berubah tidak ada yang dilesapkan
dan tidak ada yang ditambahkan. Hal ini
terjadi jika bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /r, l, w, y , m, n, ng,
ny/.
b)
Penambahan
fonem, yakni
-
penambahan
fonem nasal /m/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimuali dengan konsonan /b/ dan /f/.
me- + baca =
membaca
me-
+ fitnah =
memfitnah
-
penambahan
fonem nasal /n/ pabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /d/
me- + dengar =
mendengar
me- + dapat =
mendapat
-
penambahan
fonem nasal /ng/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /g, h, kh, a,
i, u, e, dan o/
me- + goda = menggoda
me- + khayal = mengkhayal
me- + ekor = mengekor
-
penambahan
fonem nasal /nge/ terjadi apabila bentuk dasarnya hanya terdiri dari satu suku
kata.
me- + bom = mengebom
me-
+ lap =
mengelap
c)
Peluluhan
fonem terjadi apabila prefiks me-
diimbuhkan pada bentuk dasar yang dimulai dengan konsonan bersuara /s, k, p,
dan t/. Dalam hal ini konsonan /s/
diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan /k/ diluluhkan dengan nasal /ng/ konsonan
/p/ diluluhkan dengan nasal /n/.
3)
Prefiksasi pe-
dan Konfiksasi pe-an
a)
Pengekalan
fonem artinya tidak ada perubahan fonem,
dapat terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /r, l, y, m, n,
ng, ny/.
prefiksasi pe- +
latih = pelatih
konfiksasi pe-an + latih = pelatihan
b)
Penambahan
fonem, yakni penambahan fonem nasal /m,
n, ng, nge/ antara prefiks dan bentuk dasar, penambahan fonem nasal /m/ terjadi
apabila bentuk dasarnya diawali oleh konsonan /b/
prefiksasi pe- +
baca = pembaca
konfiksasi pe-an + baca = pembacaan
-
Penambahan
fonem nasal /n/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali oleh konsonan /d/
prefiksasi pe- +
dengar = pendengar
konfiksasi pe-an + dengar = pendengaran
-
Penambahan
fonem nasal /ng/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan konsonan /g, h,
kh, a, i, u, e, dan o/
prefiksasi pe- +
gali = penggali
konfiksasi pe-an + gali = penggalian
-
Penambahan
fonem nasal /nge/ terjadi apabila bentuk dasarnya berupa bentuk dasar satu
suku.
prefiksasi pe- +
bom = pengebom
konfiksasi pe-an + bom = pengeboman
c)
Peluluhan
fonem apabila prefiks pe- (atau pe-an)
diimbuhkan pada bentuk dasar yang
diawali dengan konsonan bersuara /s, k, p, dan t/ dalam hal ini konsonan /s/
diluluhkan dengan nasal /ny/, konsonan
/k/ diluluhkan dengan nasa/ ng/ konsonan /p/ diluluhkan dengan nasal /m/ dan konsonan /t/ diluluhkan dengan nasal /n/.
4)
Prefiksasi per- dan Konfiksasi per-an
a)
Pelesapan
fonem /r/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /r/ atau suku
pertamanya /er/
per- + ringan = peringan
per- + ternak = peternak
b)
Perubahan
fonem /r/ menjadi /l/ terjadi apabila bentuk dasarnya berupa kata ajar.
per- + ajar =
pelajar
c)
Pengekalan
fonem /r/ terjadi apabila bentuk dasarnya bukan yang disebutkan pada poin a dan
b.
5)
Sufiksasi –an
a)
Pemunculan
fonem, ada tiga macam fonem yang dimunculkan dalam pengimbuhan ini yaitu fonem /w/, /y/, dan glotal /?/. (perlu diingat bahwa dalam penulisan ketiga
fonem yang muncul tersebut tidak dituliskan)
-
Pemunculan
fonem /w/ dapat terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berakhir dengan fokal /u/.
temu + an = temuwan
-
Pemunculan
fonem /y/ dapat terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar
yang berakhir dengan vokal /i/
hari + an = hariyan
-
Pemunculan
fonem glottal /?/ terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan vokal /a/
hari + an = hariyan
(per-)
usaha + an = (per)usaha?an
b)
Pergeseran
fonem, terjadi apabila sufiks –an itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang
berakhir dengan sebuah konsonan. Dalam hal ini konsosnan tersebut bergeser
membentuk suku kata baru.
jawab =
ja-wab
jawaban =
ja-wa-ban
minum =
mi-num
minuman =
mi-nu-man
6)
Prefiksasi
ter-
a)
Pelesapan
fonem terjadi apabila prefiks ter- itu diimbuhkan pada bentuk dasar yang
dimulai dengan konsonan /r/
ter- + rasa =
terasa
b)
Perubahan
fonem /r/ pada prefiks ter- menjadi fonem /l/ terjadi apabila prefiks ter- itu diimbuhkan
paba bentuk dasar anjur.
ter- + anjur =
telanjur
c)
Pengekalan
fonem /r/ pada prefiks ter- tetap menjadi /r/ apabila prefiks ter- itu
diimbuhkan pada bentuk dasar yang bukan disebutkan pada poin a dan b.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar